Jumat, 27 September 2019

Sel Volta

SEL VOLTA                                      
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik.
Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(electrode positif).

Rangkaian Sel Galvani

Contoh rangkaian sel galvani.
sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
  1. voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
  2. jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
  3. anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng (zink electrode).
  4. katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga (copper electrode).

Proses dalam Sel Galvani

Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Sel Volta dalam kehidupan sehari – hari :

1. Sel Kering (Sel Leclanche)

Dikenal sebagai batu baterai. Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan anode logam zink. Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl.
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e ” Mn2O3 + H2O
Anode : Zn ” Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn ” Mn2O3 + H2O + Zn2

2. Sel Aki

Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2.Reaksi penggunaan aki :
Anode : Pb + SO4 2- ” PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e ” PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ ” 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi Pengisian aki :
2PbSO4 + 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+

3. Sel Perak Oksida

Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) ” Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V

4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)

Sel Nikad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali (rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O → 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2

5. Sel Bahan Bakar

Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi – pereaksinya (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) → 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)

Laporan praktikum redoks

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan reduksi-oksidasi dipergunakan secara luas dalam analisis titrimetric. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-beda. Menghasilkan kemungkinan terjadi banyak reaksi reduksi-oksidasi. Banyak dari reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisis data titrimetric dan penerapan-penerapannya cukup banyak.
Pemisahan reduksi-oksidasi terbagi membagi komponen-komponennya, yaitu reaksi separuhnya adalah cara untuk menunjukkan masing-masing senyawa yang memperoleh maupun yang memberikan elektron. Reaksi oksidasi reduksi berasal dari transfer langsung elektron dari donor ke aseptor. Berbagai reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis titrasi volumetric asalkan kesetimbangan yang tercapai setiap penambahan titran dapat berlangsung dengan cepat.
Senyawa-senyawa yang memiliki gugus berupa alcohol primer R-OH atau aldehida R-CHO dapat dioksidasi menjadi senyawa yang bergugus asam karboksilat R-COOH. Seperti halnya formalin, apabila dioksidasi akan menghasilkan asam formiat, sedangkan glukosa akan menghasilkan asam glukorunat selanjutnya dapat berupa asam sakarat.

1.2 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa/i dapat mengetahui bentuk-bentuk reaksi oksidasi padasenyawa organik.

1.3 Manfaat Praktikum
Praktikan mengetahui bagaimana reaksi-oksidasi pada senyawa organik
Praktikan mengetahui bentuk reaksi-oksidasi senyawa organik
Praktikan dapat membuat sendiri bagaimana reaksi-oksidasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Redoks sering ditandai dengan terjadinya perubahan warna lebih sering daripada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia. Persamaan reaksi redoks agak lebih sulit ditulis dan dikembangkan dari persamaan reaksi biasa yang lainnya karena jumlah zat yang diperlukan dalam reaksi redoks sering kali lebih dari satu. Sama halnya dengan persamaan reaksi lain, persamaan reaksi redoks harus dapat disetimbangkan dari segi muatan dan materi, penyeimbangan materi biasanya dapat dilakukan dengan mudah sedangkan penyeimbangan muatan agak sulit. Karena itu perhatian harus dicurhakan pada penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor stokiometri. Menurut batasan reaksi umu reaksi redoks adalah suatu proses serah terima elektron antara dua sistem redoks (Rivai,1995). 
Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta merta dan disertai pembebasan energy berupa panas yang ditandai dengan perbuahan suhu. Sementara reaksi redoks non-spontan terjadi apabila harga E° sel negative. Suatu reaksi kimia (termasuk reaksi redoks) yang tidak spontan tidak terjadi apapun (Salirawati, 2008). Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah guguh karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Hart, 2003). 
Batasan yang lebih umum dari reaksi oksidasi reduksi adalah berdasarkan pemakaian bilangan oksidasi pada pemakaian bilangan oksidasi pada atom karbon dengan cara memasukkan bilangan oksidasi pada keempat ikatannya. Contohnya atom H yang berikatan dengan C mempunyai bilagan oksidasi 0, dan atom C mempunyai bilangan oksidasi +1 jika berikatan tunggal pada heteroatom seperti oksigen, nitrogen atau sulfur (Riswiyanto, 2009).


BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum laboratorium Kimia Organik dilaksanakan pada hari Jumat,tanggal 21 Mei 2015 pada pukul 12:00 WIB dan selesai pada pukul 14.00 WIB yang bertempat di laboratorium terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan.

3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
3.2.1 Tabel Alat
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Pembakar Spritus 1
2 Tungku Segitiga 1
3 Pipet Tetes 2
4 Gelas Kimia 50 ml 4
5 Kayu Penjepit 1
6 Tabung Reaksi  4

3.2.2 Tabel Bahan
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 KMnO4 Seuckupnya
2 Aquadest Secukupnya
3 Pereaksi Fehling Secukupnya
4 Glukosa Secukupnya
5 Pereaksi Tollens Secukupnya

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus fungsi aldehida
Reaksi oksidasi formalin dengan KMnO4
a. Direaksikan KMnO4 dengan formalin dalam gelas kimia 50 ml
b. Diamati perubahan warna yang terjadi
Reaksi reduksi-oksidasi glukosa dengan perekasi fehling
a. Sebanyak 1 ml larutan glukosa ditambahkan dengan 2 ml larutan fehling
b. Dididihkan larutan tersebut dalam tabung reaksi menggunakan pembakar spritus
c. Diamati perbuahan yang terjadi
 Reaksi reduksi-oksidasi glukosa dengan pereaksi tollens
a. Sebanyak 1 ml glukosa ditambahkan dengan 2 ml tollens
b. Dipanaskan larutan tersebut dalam tabung reaksi dengan menggunakan pembakar spritus
c. Diamati perubahan yang terjadi
3.3.2 Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus fungsi alcohol
Reaksi reduksi-oksidasi metanol dengan KMnO4
a. Direaksikan KMnO4 dengan metanol dalam gelas kimia 50 ml
b. Diamati perubahan yang terjadi

3.3.3 Reaksi senyawa bergugus fungsi keton dengan oksidator
Reaksi aseton dengan KMnO4
a. Direaksikan KMnO4 dengan aseton dan dalam gelas kimia 50 ml
b. Diamati apakah ada reaksi yang terjadi
3.3.4 Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus fungsi asam karboksilat
Reaksi reduksi asam lemak ikatan rangkap dengan KMnO¬4
a. Direaksikan KMnO4 dengan minyak dalam gelas kimia 50 ml
b. Diamati reaksi yang terjadi
Reaksi reduksi oksidasi asam lemak ikatan tunggal dengan KMnO4
a. Direaksikan KMnO4 dengan minyak dalam gelas kimia 50 ml
b. Diamati reaksi yang terjadi
3.4 Analisa Data
Analisa data pada praktikum ini dapat dilihat pada bagian lampiran yang terletak di akhir laporan ini. 


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN






4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama dimana Formalin direksikan dengan KMnO4 , KMnO4 yang awalnya berwarna pink berubah menjadi tidak berwarna setelah dicampurkan dengan formalin. Hal ini dapat terjadi karena formalin bereaksi menghilangkan warna (mereduksi) KMnO4. 
Pada percobaan kedua dimana metanol direaksikan dengan KMnO4 ,sampel metanol yang digunakan adalah tollens. KMnO4 yang tadinya berwarna pink berubah menjadi coklat. Hal ini dapat terjadi karena tollens mereduksi KMnO4 
Pada percobaan ketiga dimana Aseton dengan KmnO4 terjadi kesalahan. Berdasalkan tabel diatas dapat dilihat bahwa reaksi yang dibuat memnghasilkan larutan berwarna merah jambon. Seharusnya pada reaksi tersebut tidak terjadi perubahan warna. Hal ini terjadi mungkin karena kesalahan saat pembuatan reaksi (human eror). 
Pada percobaan keempat dimana glukosa di reaksikan dengan fehling, terbentuk endapan merah bata. Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kupri menjadi kupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat di simpulkan, bahwa :
1. Glukosa dapat bereaksi dengan pereaksi fehling yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata
2. Tidak semua reaksi yang dibuat saat praktikum akan berhasil sebagaimana seharusnya.
3. Minyak merupakan larutan yang tidak bisa menyatu dengan larutan lain karena memiliki kepolaran yang berbeda.
4. KMNO4 merupakan oksidator yang baik.
5. Reaksi redoks menggunakan pereaksi tollens dan fehling.
6. Reaksi redoks pada asam karboksilat tidak terjadi reaksi dan juga tidak menyatu.

5.2 Saran
1. Semoga kedepannya pengadaan alat dan fasilitas penunjang praktikum dapat semakin membaik lagi demi mendukung kelancaran dan kenyamanan proses praktikum.



Jumat, 20 September 2019

Substansi genetika

Materi Genetik
Materi genetik  meliputi kromosom, DNA, RNA, dan Gen, materi genetik ini akan diturunkan pada  keturunannya melalui proses reproduksi jadi bukan sifatnya  yang diwariskan OK
Secara berurutan dari besar ke kecil : Kromosom - Gen - DNA
Agar DNA bisa mengekspresikan sifatnya sebagai gen maka DNA membuat Protein sebagai atmosfernya . Jika protein tidak terbentuk maka gen nggak bisa mengekspresikan sifatnya OK

Kromosom
Eksperimen T. Bovery dan Ws. Sutton (1902) membuktikan bahwa kromosom membawa material genetik. Kromosom pada setiap spesies makhluk hidup memiliki  Ukuran dan bentuk yang bervariasi. Panjang kromosom  berkisar antara 0,2 –50 mikron dengan diameter antara 0,2–20 mikron. Bentuk kromosom pada setiap fase pembelahan sel senantiasa berubah-ubah.

Macam-macam kromosom berdasarkan letak sentromernya :

Telosentrik, yaitu jika letak sentromer berada di ujung, sehungga hanya memiliki 1 lengan
Akrosentrik, yaitu jika letak sentromer hampir di ujung.
Submetasentrik, yaitu jika letak sentromer hampir di tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang.
Metasentrik, yaitu jika letak sentromer berada tepat di tengah sehingga panjang masing-masing lengan sama


Gambar Kromosom berdasarkan letak sentromer

Sentromer : bagian dari kromosom tempat berpegangan benang spindel / gelendong, di bagian ini tidak terdapat gen. dan tidak menyerap zat warna jika diberikan pewarnaan. Sentromer terdapat kinetokor untuk melekatnya benang spindel . akan memisah ketika anafse


Macam kromosom berdasarkan tipe / fungsinya :



Gambar Kromosom Drossophila

1.      Autosom
2.      Gonosom

Jika Karyotipe Kromosom dituliskan maka Rumusnya : 6 A XX yang sebelah kiri dan 6 A XY atau
3 AA XY yang sebelah kanan maksudnya yang kiri kromosom lalat betina dan yang kanan Lalat jantan OK

Autosom / Kromosom Tubuh :
Yaitu kromosom yang terdapat pada organisme jantan dan betina dengan jumlah dan susunan yang sama.
Pada sel tubuh berjumlah ( n -1 ) pasang, sedang pada sel kelamin berjumlah (n-1) buah

Gonosom / Kromosom Kelamin :
Yaitu kromosom yang terdapat pada organisme jantan dan betina dengan jumlah dan susunan yang berbeda , berperan menentukan jenis kelamin.
Pada sel tubuh berjumlah 1 pasang yaitu XX untuk jenis kelamin betina  dan XY untuk yang berjenis kelamin jantan , sedang pada sel kelamin berjumlah 1buah yaitu X atau Y

Cara Penulisan Karyotipe Kromosom   :

1.      Dengan menuliskan jumlah seluruh kromosom koma (  , ) tipe kromosom kelamin
Contoh : Kromosom pada sel lidah Kuda jantan  = 64 buah,
maka penulisan  formula kromosomnya adalah :  64, XY
2.      Dengan menuliskan jumlah seluruh Autosom  +  tipe kromosom kelamin
Contoh : Kromosom pada sel usus wanita   = 46 buah,
maka penulisan  Karyotipe  kromosomnya adalah :  44A + XX atau 22AA + XX

Gen :
adalah segmen DNA / bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu yang diwariskan kepada keturunannya. Gen merupakan ekspresi DNA dengan Protein yang dibuat yang berada di sekelilingnya, Jadi sekali lagi yang diwariskan bukan sifatnya namun substansi genetiknya OK
             

         Gambar Hubungan  Sel – Kromosom – DNA – Gen


Sifat-sifat Gen :
1.      mengandung informasi genetik
2.      dapat menduplikasi diri
3.      ditentukan oleh susunan kombinasi dari basa nitrogennya
4.      masing-masing gen memiliki fungsi yang berbeda

Fungsi Gen :
1.      mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu (organisme)
2.      menyampaikaninformasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya
3.      sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom

Alel :
Yaitu gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom yang homolog . Ekspresi dari alel dapat serupa misalnya A dengan A,  atau a dengan a. tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Contoh : gen A ( bentuk bulat) alelnya a (bentuk lonjong) , gen A ( bentuk bulat) bukan alel dari gen B ( warna kuning) maupun  gen b (warna Putih) : AaBb, MM, mm, MMBB e